Penerjemah: Pandu Jakasurya. Disunting oleh Ted Sprague (8 Agustus 2015).
Sumber: What is a “mass paper”?
KEPADA ANGGOTA-ANGGOTA BOLSHEVIK-LENINIST GROUP (BLG):
Saya baru saja mengetahui bahwa surat saya kepada Biro Politik tentang “koran massa” (yang berjudul “Turn to the Masses!” [= Berpaling kepada Massa]) dibacakan dalam rapat umum. Saya hanya bisa bersukacita bila surat tersebut berhasil menjernihkan situasi. Saya pertama-tama menghubungi Biro Politik dengan harapan agar persoalan ini bisa diselesaikan tanpa memulai sebuah diskusi baru mengenai fondasi-fondasi yang telah ditetapkan oleh konferensi nasional yang terakhir. Tapi persoalan ini berkembang hingga para pemrakarsa La Commune – setelah menyiapkan upaya mereka di luar organisasi, dan dalam kenyataannya menentang baik organisasi nasional maupun organisasi internasional – memutuskan untuk memprovokasi suatu diskusi setelah fait accompli. Dalam keadaan ini, mungkin akan berguna bila saya memperluas, dengan cara yang lebih jelas, kritik-kritik dan saran-saran yang termuat dalam surat saya kepada Biro Politik.
Apakah “koran massa” itu? Ini bukan pertanyaan baru. Bisa dikatakan bahwa seluruh sejarah gerakan revolusioner telah dipenuhi dengan diskusi-diskusi tentang “koran massa.” Tugas elementer sebuah organisasi revolusioner adalah membuat agar koran politiknya bisa diakses seluas-luasnya oleh massa. Tugas ini tidak bisa dilaksanakan secara efektif kecuali sebagai suatu fungsi dari pertumbuhan organisasi dan kader-kadernya, yang harus membangun jalan ke massa bagi koran tersebut – karena sudah barang tentu tidak cukup untuk sekadar menyebut suatu terbitan sebagai sebuah “koran massa” supaya massa benar-benar menerimanya. Tapi sangat sering ketidaksabaran revolusioner (yang dengan mudah berubah menjadi ketidaksabaran oportunis) bermuara pada kesimpulan ini: “Massa tidak datang kepada kita karena ide-ide kita terlalu rumit dan slogan-slogan kita terlalu maju. Karena itu kita perlu menyederhanakan program kita, mengencerkan slogan-slogan kita – pendeknya, membuang hal-hal yang memberatkan.” Pada dasarnya, ini artinya bahwa slogan-slogan kita harus sesuai bukan dengan situasi obyektif, bukan dengan relasi kelas-kelas, yang dianalisis dengan metode Marxis, melainkan dengan penilaian-penilaian subyektif (yang secara ekstrem dangkal dan tidak memadai) atas apa yang bisa atau tidak bisa diterima oleh “massa.” Tapi massa yang mana? Massa tidak homogen. Massa berkembang. Massa merasakan tekanan peristiwa-peristiwa. Massa akan menerima esok apa yang mungkin ditolaknya hari ini. Kader-kader kita akan membuka jalan dengan keberhasilan yang meningkat bagi ide-ide atau slogan-slogan kita, yang akan tampil sebagai ide-ide atau slogan-slogan yang tepat, karena mereka terkonfirmasikan oleh jalannya peristiwa-peristiwa, dan bukan oleh penilaian-penilaian yang subyektif dan personal.
Sebuah koran massa dibedakan dari sebuah majalah teoretis atau sebuah jurnal bagi para kader bukan oleh slogan-slogan, melainkan oleh cara penyajiannya. Jurnal kader menyajikan kepada para pembacanya semua langkah dari analisis Marxis. Koran massa hanya menyajikan hasil-hasilnya, dengan – pada saat yang sama – mendasarkan dirinya pada pengalaman langsung massa itu sendiri. Menulis secara Marxis bagi massa jauh lebih sulit daripada menulis secara Marxis bagi para kader.
Mari kita andaikan barang sejenak bahwa BLG setuju untuk “menyederhanakan” program kita, untuk menanggalkan slogan-slogan bagi partai baru dan Internasionale IV, untuk menanggalkan kritik-kritik yang keras terhadap para patriot sosial (dengan menyebutkan nama-nama mereka), untuk menanggalkan kritik yang sistematis terhadap kelompok Revolutionary Left dan terhadap Pivert[1] secara pribadi. Saya tidak tahu apakah – dengan bantuan tongkat penyihir – koran ini akan menjadi sebuah koran massa. Saya meragukannya. Tapi dalam momen apapun ia akan menjadi sebuah koran pengikut SAP atau pengikut Pivert. Esensi dari tendensi Pivert adalah sekadar menerima slogan-slogan “revolusioner”, tetapi tidak menarik kesimpulan-kesimpulan yang niscaya dari slogan-slogan ini, yakni pecah dari Blum[2] dan Zyromsky[3], membentuk partai baru dan Internasionale yang baru. Tanpa itu, semua slogan “revolusioner” menjadi hampa dan sia-sia saja. Pada tahapan yang sekarang, agitasi Pivert adalah sejenis candu bagi kaum buruh revolusioner. Pivert ingin mengajari mereka bahwa orang bisa turut serta dalam perjuangan revolusioner, dalam “aksi revolusioner” (meminjam sebuah frase yang sekarang lagi mode), sekaligus pada saat yang sama tetap memiliki hubungan yang baik dengan parasampah sovinis. Segalanya tergantung pada “nada” Anda, bukan? Nada, itulah membuat musik. Bila harimau bersuara seperti seekor merpati seluruh dunia akan terkesima. Tapi kita, dengan bahasa kita yang kasar, harus mengatakan bahwa para pemimpin Revolutionary Left sedang mendemoralisasi dan melacurkan kesadaran revolusioner. Saya bertanya kepada Anda: Bila kita menanggalkan slogan-slogan yang ditentukan oleh situasi obyektif, dan yang menjadi esensi dari program kita, apa yang membedakan kita dengan kaum Pivertis? Tidak ada sama sekali. Kita hanya akan menjadi kaum Pivertis ranking dua. Bila “massa” harus memutuskan untuk memilih kaum Pivertis, mereka akan memilih yang ranking pertama alih-alih ranking kedua. xxx
Saya tertarik dengan Seruan kecil yang dicetak untuk koran “La Commune – Organ Aksi (?) Revolusioner (?).” Dokumen ini memberi kita peragaan yang mengejutkan (yang tidak dimaksud oleh para pengarangnya) tentang beberapa ide yang diungkapkan di atas. “La Commune akan berbicara dalam bahasa pabrik-pabrik dan ladang-ladang. Ia akan berkata-kata tentang kesengsaraan yang merajalela di sana; ia akan mengekspresikan hasrat-hasratnya dan bangkit untuk memberontak.”
Ini merupakan niat yang sangat terpuji, kendati massa mengetahui dengan sangat baik kesengsaraan mereka dan perasaan-perasaan mereka untuk memberontak (yang dicekik oleh aparatus-aparatus patriotik dengan bantuan kaum Pivertis).
Apa yang bisa diharapkan oleh massa dari sebuah koran adalah sebuah program yang jelas dan suatu orientasi yang tepat. Tetapi justru tentang hal ini Seruan itu sama sekali membisu. Mengapa? Karena ia lebih ingin menyembunyikan ide-idenya daripada mengekspresikannya. Ia menerima resep kaum SAP[4] (yang sentris): “Untuk mencari jalan yang paling gampang, jangan bicara apa adanya. Program Internasionale IV, itu buat ‘kita’, orang-orang penting di kalangan pimpinan. Dan massa? Apa itu massa? Mereka bisa merasa puas dengan seperempat, atau bahkan sepersepuluh, dari program.” Mentalitas ini kita namakan elitisme, yang bertipe oportunis dan pada saat yang sama avonturir. Ini sikap yang sangat berbahaya, Kamerad-kamerad. Ini bukan sikap seorang Marxis.
Kita mendapati dalam Seruan ini, setelah kalimat yang saya kutip, sejumlah kenang-kenangan sejarah: “Kepada putra-putra dan cucu-cucu dari para pejuang Croix-Rousse[5], dari mereka yang membangun barikade-barikade Juni 1848, dari para Komunard 1871 [Pejuang Komune Paris 1871][6], La Commune mengatakan…” dst. (yang disusul oleh retorika gaya Magdeleine Paz). Saya tidak tahu, sungguh, apakah massa pemberontak membutuhkan kenangan-kenangan sastrawi dan retorika tersembunyi yang agak samar sebagai sebuah program.
Tapi di sinilah bagian yang paling penting dimulai: “La Commune tidak akan menambahkan dirinya pada multiplisitas tendensi di dalam gerakan buruh.” Sungguh suatu ejekan yang hebat terhadap “multiplisitas” tendensi yang ada! Apa artinya? Bila semua tendensi salah atau tidak memadai, sebuah tendensi yang baru harus diciptakan, sebuah tendensi yang benar, sebuah tendensi yang tepat. Bila ada tendensi-tendensi yang benar dan tendensi-tendensi yang salah, maka kaum buruh harus diajar untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar di antara mereka. Massa harus diajak untuk bergabung dengan tendensi yang tepat dan memerangi tendensi-tendensi yang salah. Tapi tidak; para pemrakarsa La Commune, agak mirip dengan Romain Rolland[7]; mereka menempatkan diri mereka “di atas pertempuran.” Cara bekerja macam ini sama sekali tidak layak bagi kaum Marxis.
Sesudah itu ada sejumlah nama yang diproklamirkan untuk mencirikhususkan, betapapun kecilnya, watak yang sama sekali kabur dari koran baru ini. Saya menarik nama saya, yang diklaim La Commune tanpa justifikasi sedikitpun. Karena saya masih hidup, setidaknya saya bisa membela diri saya sendiri. Tetapi bagaimana dengan yang lain, guru-guru kita semua, para pemimpin sejati Sosialisme revolusioner? Sungguh malang, mereka tidak bisa membela diri mereka sendiri. La Commune membawa-bawa nama Marx dan Blanqui. Apa artinya? Apakah mereka ingin menciptakan sebuah “sintesis” baru antara Marxisme dan Blanquisme? Bagaimana massa melepaskan diri mereka dari kombinasi kedua nama ini? Tak jauh dari situ kita mendapati Lenin. Tapi kaum Stalinis toh mengklaim Lenin juga. Bila Anda tidak menjelaskan kepada massa bahwa Anda melawan tendensi Stalinis, mereka akan memilih koran l'Humanite [korannya Partai Komunis Prancis yang Stalinis] ketimbang La Commune. Kombinasi nama-nama ini tidak menjelaskan apa-apa. Kombinasi ini hanya memperluas dan memperdalam ambiguitas.
Lalu di sinilah titik tingginya: "La Commune diluncurkan oleh kaum militan yang tergabung dalam berbagai tendensi untuk membangkitkan sepasukan besar kaum komunard.” Apa yang dimaksud oleh kru yang anonim ini? Apa yang dimaksud dengan “berbagai tendensi” yang tidak dikenal ini? Tendensi-tendensi mana yang terlibat? Mengapa mereka (masih tidak dikenal) berkelompok di luar dan melawan tendensi-tendensi yang lain? Tujuan menciptakan “sepasukan besar kaum komunard” patut dipuji. Tapi kita harus ingat bahwa pasukan ini, yang pernah diciptakan pada 1871, mengalami bencana yang luar biasa karena pasukan yang mengagumkan ini tidak mempunyai program dan kepemimpinan.
Kesimpulan: Seruan ini bisa saja ditulis oleh Marceau Pivert (berkolaborasi dengan Magdeleine Paz) kecuali dalam satu poin – nama pengarang dari baris-baris ini. Tapi berkenaan dengan saya, IreFeat, saya menentang keras Seruan yang kabur dan anti-Marxis ini.
Afiliasi dan intervensi BLG ke dalam SFIO adalah langkah yang telah terbukti tepat sepenuhnya. Ini merupakan sebuah langkah maju. Kongres Mulhouse[8] adalah titik tinggidari pengaruh Bolshevik-Leninist di dalam SFIO. Kita perlu memahami bahwa limit dari peluang yang bisa kita raih di dalam Partai Sosialis telah tercapai (setidak-tidaknya bagi orang dewasa[9]). Adalah mutlak perlu untuk menggunakan wewenang yang baru dimenangkan dan masih segar untuk mempengaruhi unsur-unsur yang baru dan belum berpengalaman di luar Partai Sosialis, yang komposisi sosialnya menyedihkan. Saran inilah yang saya kemukakan dalam sepucuk surat yang dimuat dalam sebuah buletin internal BLG (Nomor 6, Surat 10 Juni); saya menganjurkan para Kamerad untuk membacanya kembali dalam kaitannya dengan surat yang sekarang ini. Melewati Paris (dalam perjalanan ke Norwegia) saya berjumpa dengan beberapa kamerad, khususnya beberapa dari mereka yang kemudian menjadi promotor-promotor La Commune, yang menentang kuat gagasan perubahan haluan ini[10]. Para kamerad ini menyukai aktivitas mereka di dalam lingkaran-lingkaran reformis dan sentris, serta berharap bisa bergerak maju lebih jauh. Ini merupakan suatu kekeliruan. Waktu dan tenaga dibuang percuma tanpa hasil, alih-alih menyamai kerja kaum muda, yang orientasinya lebih tepat karena diarahkan kepada kaum buruh muda di luar Partai Sosialis.
Kemudian terjadilah pemecatan-pemecatan di Lille. Saya, berkenaan dengan pandangan saya, menganggap pemecatan-pemecatan ini sebagai suatu tindakan pembebasan, karena mereka mengekspresikan realitas: mustahilnya aktivitas di kalangan anggota SFIO yang dapat memberikan hasil di masa depan, terutama dengan mendekatnya perang dan fusi dengan kaum Stalinis. Nampaknya, fakta pemecatan ini begitu jelas sehingga kita tidak perlu lagi mendiskusikan jalan yang harus ditempuh. Kita harus meluncurkan serangan yang hebat dan keras terhadap para pemecat ini, bukan sebagai “pemecah-belah” (itu adalah obrolan Pivert), tapi terutama sebagai pelayan-pelayan imperialisme Prancis. Kita perlu pada saat yang sama untuk mengkritik Pivert secara terbuka, karena ia telah menggantikan Zyromsky sebagai kedok sayap kiri Front Rakyat. Kita juga perlu mengembangkan program tentang komite-komite aksi, menentang kolaborasi dengan kaum Radikal, dan memproklamirkan secara terbuka kebutuhan untuk mempersiapkan sebuah partai baru guna menyelamatkan proletariat dan generasinya yang lebih muda. Alih-alih melakukan ini, kelompok Commune berupaya di atas segala-galanya untuk memenangkan simpati kelompok Revolutionary Left dengan manuver pribadi, dengan merger-merger di lobi-lobi, dan di atas segala-galanya dengan menghapus slogan-slogan kita serta kritik terhadap kaum sentris. Marceau Pivert mendeklarasikan dua atau tiga bulan yang lalu bahwa perjuangan melawan “Trotskisme” adalah tanda dari sebuah tendensi yang reaksioner.
Tapi sekarang, ia sendiri, dengan dipimpin oleh orang-orang SAP, merepresentasikan tendensi reaksioner ini. Revolutionary Left telah menjadi rintangan yang paling segera dan paling berbahaya dalam perkembangan kaum pelopor revolusioner. Inilah yang harus dikatakan secara terbuka dan di mana-mana, khususnya dalam sebuah koran massa. Tetapi kelompok Commune telah bergerak begitu jauh dalam romansanya dengan kaum Pivertis, sehingga orang terpaksa bertanya apakah kamerad-kamerad ini masih bersama dengan kita atau apakah mereka telah beralih ke posisi-posisi sentris. Itulah yang didapatkan seseorang ketika ia mencampakkan prinsip-prinsip dan mengadaptasi diri lebih lama daripada yang dibutuhkan dengan aparatus reformis dan pelayan-pelayan sentrisnya.
Kita mungkin bertanya: bagaimana dengan Revolution? Ia juga bukan koran tendensi kita. Meski demikian, kita berpartisipasi di dalamnya. Itu tepat, tapi Revolution adalah koran dari sebuah organisasi yang dikenal tiap-tiap orang: Young Socialists [organisasi muda Partai Sosialis Prancis]. Koran ini dipimpin oleh dua tendensi yang semakin dekat satu sama lain dan yang pasti akan berfusi. Karakter yang progresif dari tendensi Revolutionary Socialist Youth justru ditentukan oleh fakta ini: bahwa mereka berpaling ke tendensi Bolshevik-Leninist dan bukan ke tendensi Revolutionary Left . (Bahwa kadang-kadang Kamerad Zeller mengikut Revolutionary Left, setelah semua yang telah terjadi, adalah suatu kekeliruan; tanggung jawab atas hal itu harus dipikul oleh kelompok Commune).
Revolution adalah sebuah koran yang hidup, yang bergerak, yang bisa menjadi koran kaum proletar muda. Namun, untuk memenuhi tugas ini, Revolution tidak boleh jatuh ke dalam bayang-bayang kekacauan La Commune, tapi harus mengkonkretkan posisinya – yakni secara tegas dan tuntas menerima slogan-slogan kaum Bolshevik-Leninist.
Koran La Verite[11] adalah sebuah keharusan yang mutlak. Tapi koran ini harus membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh sentris yang menghasilkan Seruan La Commune. La Verite harus meneruskan wataknya militan, teguh, dan pantang menyerah. Sasaran kritiknya yang paling penting adalah Pivertisme, yang menentang Leninisme dan dengan demikian, seturut wataknya sendiri, menjadi sebuah tendensi yang reaksioner.
Saya tidak ingin menganalisis dalam surat ini metode-metode luar biasa yang dikembangkan oleh kelompok Commune vis-a-vis tendensi nasional dan internasionalnya. Ini merupakan persoalan yang sangat penting, namun sekunder jika dibandingkan dengan persoalan tentang program dan panji.
Saya percaya, para Kamerad Tercinta, bahwa kalian memiliki kesempatan-kesempatan yang paling besar di hadapan Anda. Pada akhirnya kalian akan memetik buah dari upaya yang telah kalian lakukan hingga saat ini. Tapi dengan satu syarat: bahwa kalian tidak mengizinkan kebingungan dalam tendensi, gagasan dan panji; bahwa kalian mempraktekkan kegigihan Leninis lebih daripada yang sudah-sudah, serta mengorientasikan diri kalian secara terbuka dan sehebat-hebatnya kepada partai yang baru dan Internasionale IV.
L. Trotsky
[1] Marceau Pivert (1895-1958) adalah seorang sosialis dan anggota SFIO (Partai Sosialis Prancis).
[2] Leon Blum (1872-1950) adalah seorang politisi Prancis dari Partai Sosialis. Pada saat kenaikan Hitler dan Nazi Jerman, dia membentuk Front Popular dengan partai-partai kiri dan sentris lainnya pada bulan Mei 1936. Buruh Prancis menyambut kemenangan Front Popular dengan pemogokan dan pendudukan pabrik-pabrik mereka karena mereka melihat bahwa revolusi sudah mulai bergulir, tetapi Leon Blum menyuruh para buruh untuk kembali bekerja karena ia tidak percaya bahwa buruh bisa menang; dan akhirnya gerakan buruh Prancis dipatahkan oleh para pemimpin reformis.
[3] Jean Zyromski (1890-1975) adalah seorang politisi sosialis dari Prancis. Dia bergabung dengan SFIO (Partai Sosialis Prancis) pada 1912. Pada 1945 dia keluar dari SFIO dan bergabung dengan Partai Komunis Prancis.
[4] SAP atau Sozialistische Arbeiterpartei Deutschlands (Partai Buruh Sosialis Jerman) adalah sebuah partai politik Marxis Sentris. Ia dibentuk dari sayap kiri SPD (Partai Sosial Demokrasi Jerman) yang pecah darinya pada 1931, dengan 20 ribu anggota.
[5] La Croix-Rousse adalah sebuah distrik di kota Lyon, Prancis. Di distrik ini pabrik-pabrik sutra berkembang pada abad ke-18. Para buruh pabrik sutra, yang hidup di bawah kondisi yang sangat buruk, melakukan banyak pemberontakan, yang dikenal sebagai pemberontakan Canut. Pemberontakan yang pertama adalah pada tahun 1831, yang merupakan pemberontakan pertama kelas buruh.
[6] Komune Paris adalah revolusi pekerja pertama yang berhasil merebut kekuasaan walaupun hanya untuk sementara. Komune Paris berdiri dari 28 Maret hingga 28 Mei 1871. Setelah kekalahan Prancis dalam perang Franco-Prusia, Pemerintahan Pertahanan Nasional mengakhiri perang melawan Jerman dengan syarat-syarat yang kejam, salah satunya pendudukan Paris yang secara heroik telah bertahan selama enam bulan melawan pengepungan oleh tentara Jerman. Rakyat pekerja Paris sangat marah terhadap pendudukan ini dan menolak untuk bekerja sama dengan tentara Jerman. Pada tanggal 18 Maret, pemerintahan Prancis yang baru, dipimpin oleh Thiers, setelah mendapatkan izin dari Jerman, mengirim tentara ke Paris untuk merebut persenjataan di dalam kota, serta untuk memastikan agar rakyat pekerja Paris tidak dipersenjatai dan melawan Jerman. Rakyat pekerja Paris melawan. Akibatnya Pemerintahan “Pertahanan Nasional” Prancis menyatakan perang terhadap kota Paris. Pada tanggal 26 Maret 1871, dewan kota atau Komune Paris dibentuk yang terdiri dari para pekerja dan prajurit yang terpilih. Kurang dari tiga bulan setelah anggota-anggota Komune Paris dipilih, kota Paris diserang dengan kekuatan penuh oleh tentara pemerintah Perancis. Tiga puluh ribu pekerja tanpa senjata dibantai, ribuan orang ditembaki dijalan-jalan kota Paris. Ribuan lainnya ditangkap dan 7.000 pekerja diasingkan dari Prancis selamanya.
[7] Romain Rolland (1866-1944) adalah seorang novelis dan ahli drama teater humanis dari Prancis. Dia meraih hadiah Nobel tahun 1915. Dia dianggap sebagai duta besar artis Prancis untuk Moskow.
[8] Kongres SFIO (Partai Sosialis Prancis) yang ke-32, pada 9-12 Juni 1935, yang diselenggarakan di kota Mulhouse. Setelah kongres ini, Trotsky menyarankan agar kaum Marxis di dalam Bolshevik-Leninist Group (BLG) mengubah haluan dan meninggalkan SFIO.
[9] Trotsky merujuk pada kerja di dalam sayap muda SFIO (The Young Socialists) yang masih memiliki potensi.
[10] Trotsky merujuk pada perubahan haluan kerja kaum Marxis di dalam SFIO (Partai Sosialis Prancis), untuk meninggalkannya dan melakukan kerja independen.
[11] Koran La Verite (Kebenaran) adalah korannya kaum Trotskis di Prancis yang diterbitkan dari tahun 1926 sampai 1936.